Kamis, 25 Juli 2013

Selamat Jalan H. Aulul Imran, S.Pd.I

Selamat Jalan H. Aulul Imran, S.Pd.I

Sabtu, 20 Juli, 2013 
Share on:   Google Plus

 


DIMAKAMKAN- Keluarga dan kerabat mengantar jasad Wakil KEtua PD Al-Washliyah/anggota DPRD Kota P. Siantar H. Aulul Imran ke TPU Jalan Pane usai Salat Jumat, Jumat (19/7).
P. SIANTAR-  H Aulul Imran,S.Pd.I Wakil Ketua Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiantar yang sekaligus sebagai Pelaksana Ketua   Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiantar  yang juga Anggota DPRD Siantar telah meninggal dunia,  Kamis (18/7) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Selesai salat jumat, jenazah almarhum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Pane, Siantar Selatan, Jumat (19/7).
Sebelum dimakamkan, jenazah almarhum terlebih dulu disalatkan di Mesjid Al-Ikhlas Perumahan Karangsari Permai dan kemudian disholatkan juga di Masjid Nurul Hikmah, Jalan Cipto, Kota Pematangsiantar. Terlihat ratusan jamaah memenuhi Masjid Nurul Hikmah untuk menyalatkan almarhum.
Selesai salat, seluruh jamaah turut mengantar jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Jalan Pane. Selain jamaah, serta Pengurus Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiantabeberapa dan beberapa  Anggota DPRD turut menghadiri pemakaman almarhum.
Farhan (27), anak bungsu almarhum, mengatakan, selama ini, Abahnya (sebutan untuk Ayah, red) dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah. Dirinya selalu memegang teguh prinsip lebih mementingkan akhirat daripada nikmat duniawi, sebab ia meyakini kehidupan akhirat jauh lebih indah.
Dia menyebutkan, latar belakang Abahnya merupakan ulama. Ayahnya merupakan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiantar dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Martoba. Beliau terjun ke politik karena keprihatinan melihat masyarakat selama ini.
Pecah Pembuluh Darah
Ia menerangkan, almarhum Abahnya sudah tidak sadarkan diri sejak Minggu (14/7) dini hari pukul 01.00 WIB. Yang pertama kali mengetahui adalah ibunya Hj Zubaidah br Harahap, istri almarhum.
Kemudian malam itu, almarhum langsung dibawa ke Rumah Sakit Horas Insani di Jalan Medan. Setelah melakukan pemeriksaan dan scaning ternyata almarhum sudah mengalami pemecahan pembuluh darah di kepala.
Pagi harinya, almarhum langsung dirujuk ke Rumah Sakit Colombia, Medan dan dilakukan operasi saraf. Operasi yang berjalan mulai dari pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB, itu berhasil. Namun kondisi almarhum usai operasi masih belum sadarkan diri dan terpaksa dirawat di ruangan ICU.
“Setelah empat hari tidak sadar, Abah akhirnya meninggal pada pukul 21.00 WIB. Kami sudah melakukan segala upaya agar Abah kembali sehat tapi Tuhan berkehendak lain. Semoga Abah tenang di alam sana dan amal ibadahnya diterima disisiNya,” pinta Farhan.
Rudolf Hutabarat, Ketua Komisi I DPRD Siantar, ditemui usai salat, mengatakan, almarhum merupakan sosok yang harus ditauladani. Menurut Rudolf, almarhum juga aktif dalam lembaga pemerintahan.
Dia menyebutkan, seluruh anggota DPRD Siantar sudah melakukan melayat sekaligus menggelar paripurna keberangkatan almarhum ke peristirahatan terakhirnya di rumah duka di Jalan Alamanda I Blok 3, Kelurahan Tambun Nabolon, Kecamatan Siantar Martoba.
Ketua DPD PAN Siantar Zainal Purba mengatakan, sangat kehilangan sosok almarhum Aulul. Menurut dia, Aulul Amran merupakan kader terbaik PAN di Kota Pematangsiantar. “Dia itu ramah dan bersahabat,” kata Zainal. 
Drs. Sarnidi, SH., MH selaku Ketua Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiantar yang saat ini sedang bertugas di Aceh Barat - Meulaboh, menyatakan rasa duka yang sangat dalam atas wafatnya beliau. H. Aulul Imran adalah rekan dan tetangga dekat, sehingga kepergian almarhum merasaa sangat kehilangan dan otomatis mempengaruhi kenerja  Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiantar. Almarhum adalah sosok pemimpin yang santun dan low profile. Apalagi sejak kep[indahaan tugas Ketua  Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiantar,  almarhum telah ditunjuk sebagai pelaksana tugas ketua sehari-hari.
Almarhum meninggalkan seorang isteri bernama Hj. Zubaidah Harahap dan 3 (tiga) orang anak.
Selamat jalan sahabat, semoga dosamu diampuni oleh Allah SWT, diterima segala amal ibadahmu dan engkau diterima dan ditempatkan disisi Allah SWT pada tempat yang sebaik-baiknya. Dan keluarga yang ditinggalkan tetaap tabah, sabar dan tawaakkal. Amin ya Robbal 'Alamiin.

Senin, 27 Mei 2013

Al Wasliyah Sosialisasikan Pileg 2014

Senin, 27 Mei, 2013 | 0 Comments
Share on: Google Plus
[Pengurus Al-Washliyah berfoto usai menyerahkan komputer, Sabtu (25/5)
SIANTAR – Pengurus Daerah (PD)  Al Wasliyah Kota Siantar, Sabtu (25/5). menseminar pemilihan caleg (Pileg) tahun 2014 kepada guru-guru Al-washliyah se Kota Siantar. Seminar merupakan hasil Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke IV yang diadakan di Medan beberapa waktu lalu.
Sosialisasi tersebut bertujuan untuk mengenalkan dunia politik ke ranah pendidikan, dan membahas bagaimana peran organisasi Al Wasliyah terhadap politik yang kerap identik dengan hal yang negatif.
Seminar yang diadakan di Gedung Serketariat PD Al-Washliyah di Jalan Rajamin Purba, Kelurahan Bukit Sofa, Siantar Sitalasari. Selain dihadiri seluruh guru Al Wasliyah juga dihadiri berbagai pengurus termasuk Pengurus Besar (PB) Al-Washliyah pusat.
Seminar dibuka dengan membacakan ayat suci Alquran yang dibawakan Rahmad Taufiq dan dilanjutkanA dengan menyanyikan Mars Al Wasliyah.
Ketua panitia Syaiful Amin Lubis ST dalam sambutannya mengatakan, seminar sudah lama direncanakan dan berkat Allah rencana tersebut berhasil diadakan. “Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan,” terangnya.
Ketua PD Al Wasliyah Kota Pematangsiantar Drs H Sarnidi SH MH dalam sambutannya mengatakan, seminar bertujuan untuk menegaskan bahwa Al Washliyah ini bukan organisasi politik, namun Al Wasliyah sangat mendukung kader atau warga yang mancalonkan sebegai anggota legislatif.
“Memang selama ini kita merasa bahwa politik itu identik dengan hal yang nagatif, tapi kita lupa bahwa politik itu sangat dekat dengan kita,” jelasnya.(mag-10)
  Metro Siantar, Senin 27  Mei 2013  

Rabu, 15 Mei 2013

HIMMAH CABANG P. SIANTAR - SIMALUNGUN MENGADAKAN LKD

HIMMAH CABANG P. SIANTAR - SIMALUNGUN MENGADAKAN LKD


Bangun, 11 Mei  2013
Bertempat di Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kabupaten Simalungun Jalan Pematangsiantar - Perdagangan Nagori Bangun Kab. Simalungun, Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah Cabang Pematangsiaantar Kabupaten Simalungun, tanggal 8 s.d 11 Mei 2013 telah mengadakan Latihan Kader Dasar (LKD). Pelaksanaan LKD ini  baru pertama kali dilaksanakan oleh HIMMAH di lokasi Kab. Simalungun, yang diikuti oleh 11 peserta dari berbagai perguruan tinggi  yang ada di Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Hadir dalam acara pembukaan dan penutupan LKD tersebut dari pengurus Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiaantar dan Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kabupaten Simalungun.
Dalam kesempatan penutupan LKD, Ketua Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiaantar Drs. SARNIDI, SH., MH yang juga merupakan alumni HIMMAH tersebut mengatakan bahwa Al-Washliyah adalah organisasi kader yang berjuang untuk menegakkan Islam dipenjuru dunia. Dan sumber-sumber kader tersebut berasal dari organisasi bahagian Al-Washliyah itu sendiri seperti di HIMMAH, GPA, IPA, APA, IGDA, MUSLIMAT dan lain-lain. Untuk itu Ketua Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kota Pematangsiaantar  sangat mengharapkan agar kader-kader HIMMAH kedepan dapat menjadi penerus kepemimpinan Al-Washliyah, oleh karenanya semua anggota HIMMAH harus berjuang dan bekerja keras dalam menempa diri, sehingga daapat menjadi contoh yang baik di tengah-tengah masyarakat.
Disamping itu juga Keua Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kabupaten Simalungun, Drs. H. NURDIN PANJAITAN, MA, menyampaikan dalam sambutannya bahwa Pimpinan Daerah Al-Washliyah Kabupaten Simalungun, sangat mengapresisi kegiatan ini dan agar tetap dilaksanakan secara  berkesinambungan. Gedung Dakwah ini selalu siap untuk dipergunakan sewaktu-waktu untuk kegiatan Al-Washliyah dan masyarakat lainnya.


Rabu, 03 April 2013

Ini Rahasia Keistimewaan Ibadah Shalat

Ini Rahasia Keistimewaan Ibadah Shalat

Rabu, 03 April 2013, 13:11 WIB
Komentar : 0
Anadolu Agency
Setelah 90 tahun, shalat kembali dilakukan di Masjid Yeni di Thessaloniki, Yunani (Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Bahri Baidhawi

Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud bertanya pada Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah pekerjaan apa yang paling Allah cintai?"

Beliau menjawab, "Shalat pada waktunya".

Ia bertanya, "Lalu apalagi ya Rasul?"

Beliau menjawab, "Taat kepada orang tua."

Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?"

Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah."

Hadis di atas diriwayatkan lebih dari satu imam, sebut saja Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ahmad, Dârul Quthni dan yang lainnya.

Hadis ini cukup menarik perhatian kita, selain perawinya yang banyak, kandungan hadis di atas pun layak untuk dicermati. Mengapa shalat tepat pada waktunya dapat menempati rating teratas dari sekian banyak pekerjaan yang sangat Allah cintai?

Ternyata shalat tepat waktu dapat "menyisihkan" ketaatan pada orang tua dan jihad di jalan Allah. Padahal, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perintah untuk taat pada orang tua adalah perintah yang sangat penting, terbukti hampir dalam setiap larangan menyekutukan Tuhan (syirik) selalu disandingkan dengan perintah untuk menaati orang tua. Belum lagi dengan Jihad.

Ternyata "shalat tepat pada waktunya" dapat mengungguli sebuah amalan yang balasannya sudah dijanjikan Allah berupa surga dan selalu menjadi idaman seluruh Muslim.
Menurut Prof Musthafa 'Imarah, Dosen Hadis dan Ilmu Hadis Fakultas Ushuludin Univeristas Al-Azhar, Kairo, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memang tidak hanya sekali ditanya tentang pekerjaan yang paling dicintai Allah.

Jawaban Beliau pun variatif disesuaikan dengan orang yang bertanya dan kondisi saat itu. Walau demikian, hadis shalat pada awal waktu adalah hadis terbanyak yang terdapat dalam kitab-kitab hadist dibanding dengan hadis-hadis lain.

Kenyataan ini cukup menarik hingga Ibnu Hajar dalam "Fathul Bari"-nya menukil perkataan Ibnu Bazizah bahwa jihad memang didahulukan dibanding pekerjaan fisik yang lain karena ia merupakan pekerjaan yang berat, akan tetapi kesabaran untuk menjaga shalat dan melaksanakannya "tepat waktu" adalah pekerjaan yang terus dilakukan secara berulang-ulang hingga hanya orang yang benar-benar bertakwalah yang dapat terus menjaganya.

Dr Abdul Fattah Abu Ghuddah menyimpulkan bahwa dalam hadis tersebutlah terdapat kunci kesuksesan Umat Islam, yaitu dengan "memanfaatkan waktu". Beliau berargumen karena shalat termasuk ibadah yang sudah ditentukan waktunya.

Jika seorang Muslim melaksanakannya tepat waktu, dan juga selalu memperhatikan setiap pekerjaan pada waktunya, maka hal itu akan membuat semua janji dan pekerjaan yang ada di dunianya dapat mudah terlaksana dengan baik sebagaimana mestinya. Karena telah menjadi pola kebiasaan dan watak dalam prilaku serta kehidupan seorang Muslim.

Dari sinilah terlihat jelas rahasia mengapa syariat mengistimewakan ibadah shalat dibanding seluruh ibadah lain.

Selain shalat sebenarnya syariat pun telah menggambarkan beberapa pekerjaan yang harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Seperti haji, zakat (baik zakat fitr atau zakat mâl), puasa, berkurban, memberi nafkah, utang, gadai, bertamu, haid, nifas dan lain-lain.

Dari sini Islam ingin mengisyaratkan akan pentingnya penentuan waktu dan banyaknya kemaslahatan dan manfaat yang ada di dalamnya.

Mudah-mudahan kita selalu dijadikan orang-orang yang selalu menjaga shalat dan menjadi hamba yang "on time". Allahu wa Rasuluhu a'lam

Senin, 25 Maret 2013

HM Arsyad Thalib Lubis

Rusdi Tokoh
   

HM-ARSYAD-THALIB-LUBIS
HAJI MUHAMMAD ARSYAD THALIB LUBIS (1908-1972), beliau adalah seorang ulama, mubaligh dan pejuang di Sumatera Utara yang lahir pada Oktober 1908 di Stabat,Langkat,Sumatera Utara.
Beliau putra kelima dari pasangan Lebai Thalib bin H. Ibrahim Lubis dan Markoyom Nasution. Ayahnya berasal dari kampung Pastap,Kotanopan,Tapanuli Selatan, kemudian menetap di Stabat Sumatera Utara, sebagai petani yang agamis sehingga mendapat panggilan `lebai`, yakni panggilan kehormatan di daerahnya atas ilmu agama yang dimiliki.
Syekh HM Arsyad Thalib Lubis, menjalani seluruh pendidikannya di Sumatera Utara. Selepas menjalani pendidikannya dalam kurun waktu 1917-1930, beliau memperdalam ilmu tafsir, hadits, usul fiqh dan fiqh kepada Syekh Hasan Maksum di Medan.
Dia adalah seorang murid yang cerdas dan rajin, sehingga mendapat kepercayaan dari gurunya yakni H. Mahmud Ismail Lubis untuk menyalin karangan yang akan dimuat di surat kabar. Pada usia 20 tahun, beliau telah menjadi penulis di Majalah Fajar Islam di Medan.
Pada usia 26 tahun, buku pertamanya, Rahasia Bible terbit pada 1934 dan dicetak ulang pada 1926. Buku ini pun menjadi pegangan mubaligh dan da’i Al Washliyah dalam mensyiarkan Islam di Porsea,Tapanuli Utara.
Semasa hidupnya, HM Arsyad Thalib Lubis, aktif mengajar pada beberapa Madrasah Al Washliyah, baik di Aceh maupun yang berada di Medan dari tahun 1926-1957. Kemudian beliau menjadi Lector pada Sekolah Persiapan Perguruan Tinggi Islam Indonesia di Medan (1953-1954), menjadi Guru Besar ilmu Fiqh dan Usul Fiqh pada Universitas Islam Sumatera Utara-UISU (1954-1957) dan dosen tetap pada Universitas Al Washliyah (UNIVA) sejak berdirinya universitas itu (1958) sampai akhir hayat HM Arsyad Thalib Lubis.
Sekitar tahun 1930, HM Arsyad Thalib Lubis menikah dengan seorang gadis pujaannya, Siti Yamaah Binti Kamil Bin Sampurna. Dari pernikahannya dengan gadis Melayu Deli, Sumatera Utara ini, dikaruniai 8 orang anak, masing-masing Anisa Fahmi Lubis, Mukhtar Hanif Lubis, Muslim Arif Lubis, Nur Azizah Hikmah Lubis, Khairan Lubis, Maisaroh Lubis dan Haji Hawari Arsyad Thalib Lubis.
Putra kedelapan yakni Haji Hawari Arsyad Thalib Lubis, tinggal di kawasan Kayumanis, Matraman Jakarta Timur. dan dikaruniai 4 orang anak, antara lain Wizdan Lubis (Ketua Umum PP GPA) dan Razvi Lubis (Ketua Umum PW GPA DKI) periode 2011-2015.
Dalam kegiatan organisasi, HM Arsyad Thalib Lubis, seorang di antara pendiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah. Sejak berdirinya organisasi ini pada 9 Rajab 1349 Hijriyah atau bertepatan 30 November 1930 Masehi, beliau turut menjadi anggota Pengurus Besar Al Washliyah sampai 1956. Meskipun beliau tidak duduk dalam kepengurusan, beliau tetap aktif memberikan sumbangan pikiran dan tenaga dalam kegiatan Al Washliyah yang bergerak di bidang pendidikan,dakwah dan sosial.
Dalam kegiatan dakwah,ulama ini aktif dalam zending (mubaligh) Islam Indonesia. Puluhan ribu orang dari Tanah Batak dan Karo, Sumatera Utara, masuk Islam di tangannya, bahkan menjelang akhir hayatnya, beliau telah mengislamkan tidak kurang dari dua ratus orang di Kabupaten Deli Serdang.
Sesuai dengan kondisi masanya, beliau juga melakukan berbagai perdebatan dengan tokoh-tokoh Kristen di Medan,seperti Pendeta Rivai Burhanuddin (Pendeta Kristen Adven),Van den Hurk (Kepala Gereja Katolik Sumatera Utara) dan Dr. Sri Hardono (tokoh Kristen Katolik). Berkat penguasaan ilmunya, beliau dengan mudah menguasai lawan debatnya dan hasilnya selalu diterbitkan dalam bentuk buku.
Dalam perjuangan kemerdekaan, beliau turut andil sesuai dengan bidangnya. Untuk membangkitkan semangat jihad melawan penjajah, beliau menulis buku Tuntunan Perang Sabil. Karena perjuangannya pada 29 Maret 1949 pendiri Al Washliyah ini ditangkap pihak Negara Sumatera Timur (NST) yang bertindak sebagai perpanjangan tangan Belanda.
Tuan HM Arsyad Tahlib Lubis, ditahan sebagai tawanan politik di penjara Sukamulia,Medan, Sumatera Utara, mulai 29 Maret sampai dengan 23 Desember 1949. Ketika dalam tahanan, isterinya tercinta, meninggal dunia.
Beliau di masa hidupnya juga pernah terlibat dalam dunia politik Indonesia dengan menjadi pengurus di Majelis Syuro Muslimin (Masyumi). HM Arsyad Thalib Lubis pernah pula menjadi Kepala Kantor Urusan Agama se- Sumatera Timur, (sekarang Kakanwil Depag) bahkan beliau merupakan perwakilan pertama ulama Al Washliyah ini pernah menjadi delegasi Indonesia berkunjung ke negeri Uni Soviet (Rusia sekarang) bersama beberapa ulama-ulama Indonesia lainnya.
Sebagai tokoh Al Jam’iyatul Washliyah, dalam fikih beliau menganut mazhab Syafi’i. Namun demikian ia bersikap terbuka dan hormat terhadap paham lain. Menurutnya kebebasan mengemukakan paham dan pendapat perlu mendapat tempat dalam masyarakat karena sangat penting artinya bagai kemajuan pengetahuan di kalangan umat Islam.
Kedudukan hukum fikih,menurut beliau, pada umumnya berkisar pada masalah zanni (tidak jelas dan tegas) yang kekuatannya berdasarkan “kuat sangka belaka”. Tidak “yakini” (dengan yakin) karena dapat digugurkan dengan ijtihad. Adapun ijtihad tidak dapat digugurkan dengan ijtihad karena sama kekuatannya.
Dalam usia 63 tahun, Kamis tanggal 6 Juli 1972 bertepatan 23 Jumadil Awal 1392 Hijriyah, HM Arsyad Thalib Lubis menghembuskan nafas terakhir karena sakit di RS Pirngadi, Medan, Sumatera Utara.
Sumber: al-washliyah
Editing:
Syamsir
Ketua Amal Sosial PB Al Washliya
- See more at: http://kabarwashliyah.com/2013/02/22/hm-arsyad-thalib-lubis/#sthash.gAV0t3t4.dpuf

Selasa, 05 Maret 2013

Website Al-Washliyah

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Yusnar Yusuf MS, Jumat (1/3/2013) malam, dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, secara resmi meluncurkan situs www.kabarwashliyah.com di Kantor PB Al Washliyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani No 41 Rawasari Selatan, Jakarta Pusat. Acara tersebut dihadiri sejumlah pimpinan teras PB Al Washliyah, pimpinan majelis, pimpinan Organisasi Bagian, Pimpinan Wilayah DKI dan kader, simpatisan dan lainnya. Website ini berisikan berbagai rubrikasi, kabar washliyah, kabar terkini, opini, tokoh dan dunia Islam. Selain itu, website ini juga dilengkapi parade foto-foto kegiatan. Diharapkan media digital yang dikelola oleh Organisasi Al Washliyah ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh anggota, kader, simpatisan Al Washliyah dan pengurus. Alamat redaksi www.kabarwashliyah.com di Kantor PB Al Washliyah, dengan email: kabaralwashliyah@gmail.com - See more at: http://kabarwashliyah.com/2013/03/01/ketua-umum-pb-al-washliyah-luncurkan-website-organisasi.